Minggu, 14 Desember 2014
On 02.14 by Mds.Faisal in Lingkungan Hidup, Pendidikan, Peningkatan Ekonomi, Volunter Donasi, Volunter Tempat No comments
Kemerdekaan memanglah sebuah jembatan emas menuju sebuah karya indah dalam goresan cita - cita dari kemerdekaan itu sendiri. Namun kemerdekaan yang sesungguhnya hingga kini tak sepenuhnya bisa dirasakan oleh sluruh penjuru negeri. Mereka yang kaya dan berkuasa pasti dapat merdeka, namun bagi mereka yang miskin dan lemah hanya dapat meratapi sebuah impian yang hanya menggantung di depan mata namun tak dapat ia genggam.
Kini seolah - olah Merah Putih tlah pudar. Merah tak lagi merah, dan putih kini telah ternodai. Tak perlulah kita bertanya dimana, dimana dan dimana. Sungguh tak layak jika sampai tidak tahu akan adanya ketimpangan sosial di Negara sendiri, dan bahkan kota sendiri.
Sebuah perjalanan yang melelahkan dan cukup membuat air mata kan menetes. Trip Adventure di pedalaman Hutan Bukit Gunung Tugel Desa Jeruk Legi Wetan. Tak disangka - sangka, di daerah yang cukup terbilang maju, kota industri, dan lain sebagainya, disisi lain memiliki ketimpangan sosial yang nyata.
Gugusan rumah gubug tua berhimpun di dalam hutan yang hanya ada pepohonan besar dan semak belukar. Sebuah kehidupan yang cukup memunculkan sejuta tanda tanya dalam benak ini. Sebuah keterpaksaan untuk bertahan hidup yang mau - tidak mau harus mereka rasakan karena ganasnya sebuah kehidupan.
Sebuah pemandangan yang sangat memilukan hati. Kini siapakah yang akan melunasi janji kemerdekaan sedangkan para pahlawan kemerdekaan tlah tiada. Tentunya kini tinggal kita semua yang harus turun tangan untuk ikut melunasi janji kemerdekaan yang tlah ada.
Bukan hanya yang tua, atau pemuda saja yang berjuang untuk melunasi janji kemerdekaan itu. Namun hal itu dibutuhkan sebuah sinergi yang baik antar semua kalangan dan berbagai pihak. Semua haruslah mau melunasinya dengan sebuah action. Jangan hanya berbicara atau hanya bermimpi saja, namun lakukanlah. Demi bangsamu jangan pernah kau itung - itung, timbang - timbang. Tunjukan sumbangsihmu dengan ikhlas. Semoga Tuhan yang kan membayarnya di akhirat kelak.
Mari bersama - sama untuk melunasi janji kemerdekaan. Dengan melihat kenyataan yang ada Kami Gerakan Relawan Muda Tangan Pelangi Seluruh Indonesia mendeklarasikan, dimanapun kami berada, kami siap untuk Turun Tangan dalam Melunasi Janji Kemerdekaan Indonesia demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Dan semoga Tuhan selalu meridhoi etikad baik ini.
Cilacap, 14 Desember 2014
Salam Hormat Kami,
Pendiri Gerakan Relawan Muda Tangan Pelangi Indonesia
ttd,
Muddasir Faisal Khak
Minggu, 07 Desember 2014
On 04.57 by Mds.Faisal in Lingkungan Hidup 4 comments
Penemuan
berawal dari hobi
Sering kita mendengar tentang
Hydroponik. Tentu sudah banyak yang
mengetahui apa itu Hydroponik. Hydroponik adalah teknik menanam tanpa media
tanah. Kini perkembangan hydroponic sangatlah pesat, diantaranya system Kultur
Air.
Teknik kultur air kini mulai digemari oleh banyak orang, karena mudah dan unik. Namun banyak kalangan juga yang meresahkan keberadaan tekhnik tersebut dikarenakan adanya penggunaan nutrisi atau pupuk pengganti zat hara yang masih menggunakan bahan kimia.
Hal tersebut menggugah semangat seorang
pemuda asal kabupaten Cilacap untuk mencoba membuat inovasi baru yaitu membuat
pupuk pengganti zat hara dengan bahan Alami. Ia bernama Muddasir Faisal Khak yang
lebih akrab disapa Fais, pria kelahiran 7 Maret 1993 yang kini mendirikan salah
satu gerakan relawan yang bernama
Gerakan Relawan Muda Tangan Pelangi Cilacap. Inovasi tersebut didasari karena
adanya sebuah tujuan dari gerakannya tersebut, yaitu peningkatan ekonomi
masyarakat dengan berbasis sumber daya alam yang ada. Ia sangat mencintai alam,
karena dia juga sebagai tokoh Aktifis Lingkungan Hidup serta hal tersebut dikarenakan
ia adalah seorang Anggota Pramuka yang dekat dengan Alam.
Sebagai orang yang beragama muslim, ia sangat suka dengan keberadaan Al Qur’an. Menurutnya kitab tersebut berisikan banyak hal yang tidak semua orang tahu. Padahal semua seisi dunia jawabannya ada di Al Qur’an. Telah lama dia memendam rasa ingin tahu tentang alas an mengapa Lambang Pramuka diambil dari Al Qur’an surat Ibrahim 24 - 25
Dari ayat tersebut dalam benaknya
cukup menggugah rasa ingin tahu di balik tunas kelapa atau pastinya pohon
kelapa. Lalu ia mencoba meneliti lagi dari ayat yang lain. Ia menemukan salah
satu ayat dari surat Saba’ yaitu ayat 15 yang berbunyi
Jika kita lihat pada ayat diatas terdapat
kalimat yang berbunyi demikian “ ….(Negerimu)
adalah negeri yang baik. . . “ dan coba kita lihat juga perumpamaan dalam surat
Ibrahim “…kalimat yang baik seperti pohon yang baik. . .”. Dan lalu mencoba
menyelaraskan kedua ayat tersebut menjadi :
Negeri yang baik = Perkataan yang baik
Perkataan yang baik = Pohon yang baik
Maka dengan kata lain :
Negeri yang baik = Pohon yang baik
Dapat dikatakan pula
Negeri yang baik memiliki Pohon yang baik
Jika kita sadari, tentu tahulah kita
bahwa negeri yang baik adalah negeri yang aman, subur tanahnya, dan dapat menumbuhkan
tanaman – tanaman dengan baik. Nah dari sinilah penelitiannya berawal. Ternyata
ia telah menemukan jawaban tentang lambang pramuka. Menurutnya negeri Indonesia
juga memiliki karakteristik yang sama dengan Negeri Saba’ seperti dalam surat
saba, tentulah Indonesia juga punya pohon yang baik dan tentunya sama seperti
di surat Ibrahim. Pohon yang sesuai dengan surat Ibrahim menurutnya ya lambang
pramuka.
Rasa ingin tahunya tidak berhenti cukup sampai disini. Tujuan besarnya juga menanti. Kini ia meneliti lagi bagaimana membuat pupuk cair alami. Ia kembali meneliti ke dua ayat tadi. Menurutnya ada inti lain yang dikandung dalam ayat tersebut. Ia menarik kalimat negeri yang baik memiliki ikatan apakah dengan pohon yang baik, dalam benaknya terus bertanya – Tanya.
Jika kata negeri disamakan dengan bumi, tentulah yang ada hanya unsur tanah, air dan udara. Namun jika kaitannya dengan tempat pertumbuhan tanaman udara tidak mungkin sebagai tempat tumbunya tanaman. Sudah barang tentu tinggal tanah dan air.
Lalu ia mencoba membuka ayat lain lagi, dan ia menemukan 2 ayat dari surat yang berbeda yang membuat penelitiannya semakin bersemangat. Yaitu surat Yunus 24 dan surat Al Anbiyaa ayat 30 yaitu
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan
duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu
tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada
yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan berhias, dan permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya
(dapat memetik hasilnya), datanglah kepadanya perkara Kami pada waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanamannya) seperti tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
(kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir” Q.S. Yunus ayat 24
Dalam kedua ayat tersebut sama –
sama menerangkan bahwa air lah awal dari kehidupan bukan tanah. Berarti tanaman
pun juga bias tumbuh dalam air. Namun air tidak memiliki zat hara. Muncullah pertanyaan
dalam benaknya lagi. Ia mencoba membaca kalimat terakhir pada surat Yunus, “demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
(kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir”. Dan ini menunjukan bahwa ia
haruslah berfikir lebih dalam lagi.
Ia mencoba mengaitkan surat Ibrahim dan surat Al Anbiyaa. Dan hasilnya ia sangat yakin jika surat Ibrahim menerangkan pohon Kelapa, karena menurutnya pohon yang baik juga mengandung unsur air selain ciri yang ada pada surat Ibrahim tersebut. Karena itu pohon kelapa mengandung air di dalam buahnya.
Mengapa Harus
Pohon Kelapa?
Mungkin ini pertanyaan yang ada
dalam hati pembaca semua. Pertanyaan tersebutpun juga muncul dalam hati Fais
dalam meneliti ayat tersebut. Jika dalam ayat tersebut merupakan pohon kelapa,
tentulah ada hal lain yang terkandung dalam airnya tersebut. Lalu ia mencoba membuktikan
ayat tersebut dengan membuka referensi Ilmiah tentang kandungan air kelapa.
Tak disangka, ternyata air kelapa
mengandung unzur zat yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman yaitu zat
hara . Kandungan air kelapa tersebut adalah sebagai berikut:
Dan sedangkan kandungan zat hara
adalah
Menurutnya sangat tepat jika air
kelapa dijadikan sebagai pupuk cair pengganti zat hara.
Dan kini penelitiannya telah
sempurna, dan ia telah menciptakan Pupuk cair alami untuk kultur air sebagai
pengganti zat hara dari olahan fermentasi Sari Air Kelapa Asli. Dan rencananya akan dijual di pasaran pada
tahun 2015 mendatang. Inilah sebuah prestasi membanggakan yang mampu menunjukan
kualitas bangsa Indonesia. (7/12.red-)
copyright by : http://tugu-lilin.blogspot.com/2014/12/sains-dalam-al-quran.html
copyright by : http://tugu-lilin.blogspot.com/2014/12/sains-dalam-al-quran.html
Langganan:
Postingan (Atom)